unungkidul not only has beautiful beaches and beautiful caves in the karst area in south district. In the central plains, precisely in the Event Village, Village Bejiharjo, District Karangmojo, there are natural tourist attraction no less exotic.
Pindul cave its name. The length of the cave is an underground river is about 300 meters, 5 meters wide, and the height of the water into the cave ceiling about 4 feet. River water depth varies between 4-7 meters.
Goa Tour Guide Coordinator Pindul Subagiyo (53) says, this cave is said to have links with the history of the ancient Mataram kingdom. This cave is inaugurated as a natural tourist attraction by the late Sumpeno Putro, Regent Gunungkidul on October 4, 2010.
Located within easy reach. Only about 10 kilometers northeast Woonosari, Gunungkidul capital. This cave was originally only known as a tourist attraction and fishing by local residents, and a small part outside the village residents.
"In the old days at the mouth of the cave is often used to swim young children, and people here look for bats in using banana tree trunks and torches," said Subagiyo started the story.
Attraction managers have set up the equipment pool and diving quite adequate, including torch lights portable if visitors want to feel the sensation in the hall of the cave. Tribune reporter tried to taste the atmosphere of the direct nature of adventure tourism.
Manager prepare a float of scrap tires, rubber boots, helmet lights sorotnya following. "This is our own making, and standardization has been tested," said Suratmin (39), Chairman of RT Hamlet Event also be a guide.
Six guides led directly to the mouth of the cave Subagiyo Pindul, where the water is clear and greenish, due to the reflection of trees in the surrounding cliffs.
Before entering the cave, Suratmin first led the prayers. "We pray that all salvation is given, and grateful for the gift of God," he seemed to take everything on the site was still praying.
Water that flows quietly boarded carry tire went slowly into the mouth of the cave. Ornaments like a painting that is difficult to translate, etched on the walls of the corridor formed by nature.
Getting into, stalactite and stalagnit unique variety of sizes to welcome visitors. Green, yellow, and gray, decorate the walls of the cave when exposed to the flashlight.
"That was like a leg bone, and that was like a bowl," shouted Suratmin pointing finger to some stalagnit and stalactite that impressed him, although he is as a guide.
Lots of hanging and flying bats inside the cave passage, whether the animal was disturbed that night or greet visitors.
Approaching the exit, will block the view amazing journey. The sky-high cave about ten feet, there is a hole about three meters by one meter, which makes the sun look like a highlight flashlight.
As a senior guide, Subagiyo Pindul understand every inch of the cave. "Then it was not perforated. Quake a few years ago made the cave ceiling collapsed," he said.
Does not feel the trip will end. The exit of the cave had been seen. Stalagnit like a heart that is still dripping with water, cover the trip.
"After the traverse caves Pindul completed, visitors will get a bonus dish of meatballs and rosella tea has a distinctive taste," said Suratmin.
Retribution Pindul natural attractions of Goa is only Rp 30,000, includes a guide, or a float tires, rubber shoes, balls and rosella tea. Quite cheap right! Please enjoy the sensation Pindul cave if you do not believe it! (Tribune Yogyakarta / M Nur Huda)




MUSIUM KARST

MUSEUM KARST PRACIMANTORO

MUSEUM KARST  PRACIMANTORO
Bangunan Museum Karst Pracimantoro berbentuk piramida. (Foto: Agus Praci)

MUSEUM KARST PRACIMANTORO




Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia
Tak banyak orang yang tahu, Wonogiri sejak tahun 2007 punya museum anyar. Namanya Museum Karst Indonesia. Letaknya di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri, 45 km di selatan kota Wonogiri. Museum ini menggambarkan khasanah karst dengan keunikan goa-goa di Pracimantoro.
Di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro - yang menjadi pusat penelitian kawasan karst - terdapat puluhan gua yang unik dan menakjubkan. Di sana terdapat Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, Gua Gilap, dan Gua Sonya Ruri. Berdasarkan penelitian para ahli sejarah dan geologi, kawasan gua-gua di Pracimantoro Wonogiri layak dijadikan sebagai situs Kawasan Karst yang unik di Indonesia.
Kawasan karst di Pracimantoro dinilai terbaik oleh para ahli sejarah dan geologi karena telah memenuhi kriteria keberagaman gua-gua, struktur lapisan tanah, dan panorama alam yang khas. Kawasan karst di wilayah ini dinilai lebih baik daripada kawasan karst yang ada di Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Gunung Kidul.
Nah, Anda tertarik? Silakan berkunjung ke Kota Gaplek yang indah dan mempesona nuansa alamnya.


SEKAPUR SIRIH
Oleh: H. Begug Poernomosidi
Kabupaten Wonogiri sangat kaya akan objek wisata ziarah yang dapat dikunjungi wisatawan, salah satunya Gunung Giri. Banyak pengunjung dari luar Wonogiri yang “nyepi” di tempat ini tiap malam Selasa atau Jumat Kliwon. Petilasan ini pernah dibangun kembali oleh keluarga Soemoharmoyo (mantan Bupati Wonogiri tahun 1973 – 1982).
RM Said atau Pangeran Sambernyawa mengawali perjuangan mendirikan dinasti Mangkunegaran justru dari Bumi Nglaroh (Desa Pule Kecamatan Selogiri) pada tanggal 19 Mei 1741. Di tempat ini ditemukan adanya peninggalan sejarah berupa batu gilang. Adanya penemuan itu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri memilih tanggal 19 Mei 1741 sebagai hari jadi pemerintah Wonogiri dengan Peraturan Daerah (Perda) nomor 5 tahun 1990. Untuk mengenang sejarah, di Nglaroh dibangunlah Monumen Batu Gilang.
Bukti bahwa Wonogiri memiliki latar belakang sejarah tua juga dikuatkan dengan penemuan dua prasasti peninggalan Maharaja Balitung (Raja Mataram Hindu) tahun 903 Masehi. Dua prasasti Balitung itu menyebutkan bahwa penyeberangan Sungai Bengawan Solo di Desa Nambangan (Kecamatan Selogiri) memiliki peranan penting bagi pemerintahan kerajaan Mataram Hindu.
Objek wisata lain yang tak kalah menarik adalah Kahyangan. Panembahan Senopati yang kelak berjuluk Sultan Agung - seorang tokoh pendiri Dinasti Mataram Islam - sebelum bertahta sebagai raja pernah melakukan samadi bertapa di Kahyangan Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo. Petilasan di atas bukit ini sampai sekarang masih banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah di tanah air.
Kondisi daerah Wonogiri memang terdiri atas dataran dan bukit-bukit bergunung. Titik elevasi (ketinggian tempat) terendah 127 meter dan tertinggi 1.300 meter dari permukaan laut. Kondisi topografi demikian ini cukup rawan terhadap erosi tanah. Adanya perbedaan elevasi yang relatif tinggi tersebut, di Wonogiri banyak dijumpai lereng terjal dengan derajat kemiringan cukup tinggi.
Kawasan Wonogiri selatan yang topografinya berbukit-bukit dan terkenal sebagai deret pegunungan kapur selatan terdapat 109 telaga alam dengan luas sekitar 117,5 hektar. Potensi telaga alam ini dijadikan tumpuan pemenuhan kebutuhan air sehari-hari bagi penduduk. Wonogiri yang kondisi tanahnya sebagian besar perbukitan memang banyak mengandung batu kapur. Jenis bebatuan ini sangat potensial untuk dibudidayakan menjadi gamping dan kalsit.
Wonogiri selatan yang topografinya berbukit-bukit dan terkenal sebagai deret pegunungan kapur selatan terdapat berpuluh-puluh gua. Gua-gua itu terbentuk karena adanya proses evolusi bumi dan pukulan arus air yang terus-menerus sepanjang tahun. Tak aneh jika di kawasan karst terdapat banyak aliran sungai, di antaranya masuk ke gua-gua menjadi sungai bawah tanah. Tak banyak orang yang tahu bahwa sungai legendaris Bengawan Solo - yang terpanjang di pulau Jawa - ternyata mata airnya berasal dari kawasan Pegunungan Seribu di wilayah Wonogiri Selatan.
Kawasan karst di Wonogiri selatan terdapat di Kecamatan Pracimantoro, Eromoko, Paranggupito, Giritontro, dan Giriwoyo. Kawasan ini berciri khas banyak memiliki gua-gua berstalaktit dan stalakmit dengan nilai alami yang menarik. Di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro - yang menjadi pusat penelitian kawasan karst - terdapat puluhan gua yang unik dan menakjubkan. Di sana terdapat Gua Tembus, Gua Mrica, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, dan Gua Gilap. Berdasarkan penelitian para ahli sejarah dan geologi, kawasan gua-gua di Pracimantoro Wonogiri layak dijadikan sebagai Museum Kawasan Karst Dunia.
Keberadaan gua-gua itu menyimpan kisah perjalanan kehidupan manusia sejak zaman prasejarah hingga zaman kerajaan. Selanjutnya cerita itu berkembang di masyarakat dan menjadi sumber sejarah. Cerita rakyat ini sangat menarik untuk selalu digali sebagai bahan pendidikan dan penanaman nilai-nilai positif bagi generasi penerus. Buku ”Sejarah Karst dan Cerita Tentang Gua-Gua” ini layak dijadikan bacaan bagi kalangan pelajar dan masyarakat luas.
Kawasan karst di Pracimantoro Wonogiri – dengan ciri khas beragam gua-gua dan panorama alam yang indah ini - kelak akan dijadikan sebagai tempat penelitian ilmiah dan wisata alam yang tiada duanya di Indonesia, bahkan di dunia. Tempat-tempat itu sangat bagus untuk dikunjungi oleh kalangan peneliti, wisatawan, dan pecinta alam.

GUA TEMBUS

GUA TEMBUS
Goa Tembus memiliki lorong sepanjang 50 meter. Gua ini memiliki dua pintu, yakni pintu masuk dan pintu keluar maka disebut 'Gua Tembus'. Menurut cerita rakyat setempat, goa ini termasuk tempat sakral dan mistis. RM Said mengawali perjuangan mendirikan dinasti Mangkunegaran justru dari Bumi Nglaroh (Desa Pule Kecamatan Selogiri) pada tanggal 19 Mei 1741. Nah, Beliau pernah berkelana dan bersemedi di Goa Tembus ini.

GUA SODONG

GUA SODONG
Gua ini letaknya 100 meter di sebelah barat Museum Karst. Bagian depan berbentuk seperti teras rumah maka disebut 'Sodong'. Gua ini merupakan bukti adanya sungai bawah tanah, salah satu ciri kawasan karst. Para ilmuwan dari luar negeri dan UGM Jogjakarta pernah menelusuri lorong gua sepanjang 4,5 km ini. Konon, lorong gua ini sampai di pantai Laut Selatan. Di dalam gua ditemukan beraneka stalaktit dan stalakmit yang luar biasa indahnya. Gua ini cocok untuk wisata penjelajahan alam, namun harus dengan membawa perlengkapan lengkap. Maklum. gua ini sangat licin, gelap, dan di dalamnya masih terdapat binatang buas. Anda harus berhati-hati!

GUA GILAP

GUA GILAP
Gua Gilap berada di Dusun Danggolo Desa Gebangharjo. Lokasi gua ini dari Gua Tembus berjarak 2 Km ke arah selatan. Bentuknya melingkar seperti stadion terbuka dengan dinding batuan karst. Lebar permukaan gua sekitar 150 meter dan kedalaman gua 75 meter dari permukaan darat. Kalau dilihat dari atas, gua ini sepintas seperti stadion di bawah tanah. Tempat ini sangat cocok untuk lokasi panjat tebing bagi para pecinta alam. Karena pemandangannya yang bagus, penduduk Gebangharjo pernah memanfaatkan Gua Gilap untuk tempat pentas seni kethoprak dan seni srandul.

GUA POTRO/BUNDER

GUA POTRO/BUNDER
Gua Potro dan Gua Bunder terletak 700 meter arah barat daya dari Gua Tembus. Semula kedua gua itu sebenarnya terpisah. Penggalian batu lintang di dalam gua oleh penduduk menyebabkan gua-gua itu rusak. Gua Potro yang sebenarnya berada di sebelah timur Gua Bunder, kini kedua lorong gua itu tembus menjadi satu. Nama Gua Potro berkait dengan nama tokoh Wonopotro yang dimakamkan di dalam gua itu. Sementara itu, nama Gua Bunder diambil dari bentuk gua yang bulat atau bundar (Jawa: bunder). Kedua gua ini sering digunakan untuk meditasi kalangan tertentu yang gemar bertapa.

GUA/LUWENG SAPEN

GUA/LUWENG SAPEN
Gua Sapen berbentuk seperti sumur alam (Jawa: luweng). Letaknya dari Gua Tembus berjarak 0,5 Km ke arah selatan. Kedalaman Gua Sapen 48 meter dari permukaan tanah. Dahulu penduduk memakai tambang untuk memasuki gua. Setelah dibangun oleh pemerintah pada tahun 2005, kini pengunjung bisa masuk gua dengan menggunakan tangga dari besi. Menurut cerita Petrus Sutarno, asal-usul nama Gua Sapen masih berkaitan dengan perjalanan Gusti Rio alias Raden Mas Said untuk mencari tiga putri keraton bernama Raden Ayu Nawangsari, Nawangsih, dan Nawang Wulan. Dalam pengembaraannya, dia juga singgah di lokasi Gua Sapen yang berada di Mudal, Gebangharjo. Pada saat itu Raden Mas Said merasa sangat kesepian karena belum bisa bertemu dengan ketiga putri yang dicarinya. Beliau bersabda, bahwa tempat itu dinamakan Alas Sapen. Pada tahun 2005 pemerintah pusat melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral membangun sarana air bersih dengan memanfaatkan sumber air Luweng Sapen. Sarana itu dilengkapi generator listrik, pompa selam, tangki air, pipa-pipa, dan tangga besi. Kini sumber air itu bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar dan melayani kebutuhan air bersih penduduk Dusun Mudal, Dusun Danggolo, dan Dusun Jati.

GUA MRICA

GUA MRICA
Gua Mrica berada sekitar 200 meter di sebelah barat Gua Tembus dan hanya berjarak 100 meter sebelah utara Gua Sodong. Gua ini berbentuk bulat seperti buah mrica atau lada. Penduduk setempat memiliki filsafat, barangsiapa memiliki keinginan hendaknya dilandasi oleh tekad yang bulat bulat. Syaratnya, badan dan hati harus bersih. Dahulu gua ini sering digunakan untuk bertapa dan meraih kedigdayaan.

CANDI KALASAN


andi is ancient archeological structure constructed during 7th-9th century aimed for a specific religion (Budha or Hindu). It was constructed from hundreds of volcanic or river stone blocks and assembled solely by human labor. Candi walls is often carved with reliefs depicting stories, and a stone God or Godess statue usually sits at the center. 
There are several candi located in Yogyakarta and it's proximity. Borobudur, one of famous candi is in Magelang, not far from Yogyakarta. Prambanan, also a well-known candi is in the Yogyakarta-Central Java border area. 
  • Candi Sambisari
    Candi Sambisari is very unique. Unlike other candi, it sits at estimated 6m below the ground line. It is easy to reach because it is located close to Adisucipto International Airport. You can go there by taxi. Candi Sambisari consists of one main candi and three supporting candis (perwara). You can see lingga and yoni, symbol of male and female sex, inside the main candi. In the main candi's wall, there are three statue, Agastya in south side, Ganesha in east side, and Dewi Durga in north side. From the lingga, yoni, and the statues, it has been concluded that the Sambisari was built to adore Siva Gods. There is no fixed reference about when and who built this candi. But from the Wanua III inscriptions, Candi Sambisari is predicted to be cunstructed in 9th century (812-838 AD). 


  • Candi Kalasan
    Candi Kalasan is located not far from Prambanan, around 2 km to the west from Prambanan or 14 km to the east from Yogyakarta. This candi is on the south side of the Prambanan-Yogyakarta main road. It is the oldest Buddhist temple in Yogyakarta. Constructed in late 7th century (778 AD) by Rakai Panangkaran from Sanjaya Dinasty. He was Hindu but he built a Buddhist temple, thus it reflects peacefully religion life during that time. The relief carved in this candi are known to be the most beautiful. The wall is covered by ancient white cement called bajralepa. Candi Kalasan was built to adore Dewi Tara (Tara Godess). A Boddhisatva bronze statue used to be placed inside the candi, but this statue is not there anymore. 




  • Candi Sari
    Candi Sari is located not far from Candi Kalasan, estimated 600 m to north-east from Candi Kalasan. This candi was built as an ancient Buddhist monk dormitory. Inside the candi, there are two floors with three rooms on each floor. The reliefs is similar with Candi Kalasan's and the wall is also covered with bajralepa. There are Boddhisatva and Tara Godess carved beside the windows that show us the relation between Candi Kalasan and Candi Sari. The unique rooftop consists of 9 stupas in grid. The holes in some areas shows that woods was used to complete the construction. This candi is predicted to be build in the same era with Candi Kalasan. 

RUMAH PINGGIR PANTAI TERINDAH

Spoiler for rumah terindah


Sebuah rumah dengan pemandangan air adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi pencari rumah dan berlibur sama. Suara yang tenang gelombang memukul-mukul, keindahan matahari terbenam di atas air, dan perasaan berada di surga mundur sendiri membuat rumah rumah pantai dan danau favorit abadi untuk hidup sehari-hari dan santai liburan. Kadang-kadang, kedekatan dengan air mengilhami pemilik atau arsitek untuk menciptakan rumah yang benar-benar karya unik. Apakah Anda pernah akan menemukan salah satu rumah rumah pantai atau danau untuk dijual pertanyaan lain yang sama sekali!




Quote:
Spoiler for rumah terindah


Castel Meur, juga dikenal sebagai The House Antara Rocks atau La Maison de Plougrescant, dibangun pada tahun 1861. Ini terletak di antara dua pilar granit alam di pantai Selat Inggris di Brittany, Perancis. Batu-batu dan lokasi pasisir membuat Castel Meur tempat tinggal sangat fotogenik. Rumah itu menjadi agak terkenal ketika kartu pos menampilkan foto indah dari properti itu dijual di toko-toko suvenir di seluruh dunia. Sayangnya, wisatawan kurang menghormati kediaman yang telah menyebabkan kerusakan pada rumah dan properti, yang mendorong pemiliknya untuk melarang penjualan komersial gambar rumah.




Quote:
Spoiler for rumah terindah


Kreatif luar biasa akhir pekan ini Getaway dekat pantai Melbourne, Australia bermimpi oleh McBride Charles Ryan Arsitek. Perusahaan Australia yang berkedudukan desain mereka pada botol Klein, bentuk konseptual matematika tanpa interior dilihat dan sisi eksterior. Walaupun kedengarannya seperti aneh (belum lagi mungkin) konsep untuk rumah, mereka menariknya dari cemerlang. black metal atap Rumah's lipatan bawah di beberapa tempat untuk mengubah bentuk rumah dan membentuk bagian dari dinding eksterior. Halaman pusat dan ruang hidup yang fleksibel membuat penghuni rumah ini luar biasa merasa seperti mereka ada di dalam ruangan dan di luar rumah pada saat yang sama.




Quote:
Spoiler for rumah terindah


Beberapa rumah yang paling indah adalah hasil dari keterlibatan langsung pemilik. Demikian juga dengan rumah baja Robert Bruno, sebuah penciptaan yang dia telah bekerja selama lebih dari tiga dekade. Pemahat arsitektur mulai membangun rumahnya di dekat Lubbock, Texas di pertengahan 1970-an. Saat ini, bentuk yang mengesankan - bagian 1950 Chevy, pesawat bagian, bagian sci-fi spaceship - naik tinggi di atas pemandangan sekitarnya untuk membInterior mengingatkan gua baja besar, penuh dengan kurva di mana salah satu sudut harapkan.




Quote:
Spoiler for rumah terindah


Setelah serangkaian angin topan dan badai tropis yang menghancurkan rumah mereka rusak pada tahun 1990, Mark dan Valerie Sigler memutuskan bahwa harus ada desain rumah yang akan bertahan dari cuaca Florida paling parah. Bekerja dengan arsitek Jonathan Zimmerman, yang Siglers dibawa pulang kubah mereka untuk hidup. Ini adalah struktur yang kokoh, tetapi juga memiliki saham keindahan dan keunikan. Dan jika Anda pernah di Pensacola Beach dengan $ 5600 seminggu untuk cadangan, Kubah lima-kamar tidur Home tersedia untuk sewa.




Quote:
Spoiler for rumah terindah


Meskipun secara teknis satu blok dari pantai dan tidak tepat di atasnya, rumah perahu tersebut di Encinitas, California tentu mewujudkan budaya pantai. Plus, cerita di balik bagaimana mereka sampai di sana cukup menarik dalam dirinya sendiri. Pengusaha dan pengusaha Miles Minor Kellogg berada di depan waktunya di tahun 1910-an dan 1920-an, bangunan struktur dari bahan daur ulang dan reklamasi. Setelah membangun sebuah film bisu kecil teater dari cerita atas dibuang dari hotel, Kellogg memusatkan pada bangunan rumah dari bahan reklamasi. Karena ia akan selalu memiliki minat pada perahu, mereka menjadi fokus dari proyek itu. Dia dan putranya, Miles Justin Kellogg, bekerja di rumah bersama-sama sampai mereka selesai pada akhir tahun 1920. Baru-baru ini, yang Encinitas Preservation Society membeli properti di mana perahu - sekarang digunakan sebagai gedung apartemen - duduk.




Quote:
Spoiler for rumah terindah


Ini bagian dari arsitektur spektakuler bahkan tidak dibangun lagi, tapi itu tidak menurunkan harga apapun. Ini baru dijual $ 14.400.000 ke pembeli tidak diungkapkan. The Orchid ramah lingkungan House, dibangun di atas sebuah danau di Cotswold swasta (Inggris) cagar alam, diperkirakan akan menghasilkan energi lebih banyak daripada yang digunakan. Rumah, yang dirancang oleh Sarah Featherstone, tidak akan selesai sampai kira-kira 2011. Jika pemilik pernah memasangnya untuk satu penjualan telah bertanya-tanya apakah ada orang lain akan membayar banyak untuk sesuatu yang sangat aneh.




Quote:
Spoiler for rumah terindah


Rumah Jamur di daerah Pantai Black La Jolla, California adalah salah satu fitur lanskap yang baru saja Anda terbiasa jika Anda tinggal di dekatnya, tetapi jika Anda melihatnya untuk pertama kali menyentuh Anda sebagai sangat aneh. Desain yang tidak biasa dari rumah itu dimaksudkan untuk tahan gempa dan cuaca buruk, semua sambil melihat futuristik ... baik, futuristik tahun 1968, anyway.






bonus :
Spoiler for rumah terindah

WISATA DI SINGKAWANG

berikut 5 tempat wisata di singkawang:


Pulu randayan


Spoiler for judul:









Pulau lemukutan
Spoiler for judul:








Rindu alam

Spoiler for judul:












Danau biru
Spoiler for judul:







Batu Belimbing
Spoiler for judul:
Ini batunya aneh gan bs tumbuh sendiri, dan sampai sekarang batunya terus tumbuh


Spoiler for judul:

WISATA PANTAI SADENG

ur dan muara Bengawan Solo Purba bisa disaksikan bila mengunjungi Pantai Sadeng. Melihat kondisi kini dan membayangkan kondisi masa lalunya, seperti menyaksikan proses evolusi. Mata pun akan memandang takjub.



Pantai Sadeng, Mengunjungi Muara Bengawan Solo Purba

Dahulu kala Sungai Bengawan Solo mengalir tenang dari hulunya di wilayah utara hingga bermuara di Pantai Sadeng yang kini berada di Kabupaten Gunung Kidul. Namun, empat juta tahun yang silam, sebuah proses geologi terjadi. Lempeng Australia menghujam ke bawah Pulau Jawa, menyebabkan dataran Pulau Jawa perlahan terangkat. Arus sungai akhirnya tak bisa melawan hingga akhirnya aliran pun berbalik ke utara. Jalur semula akhirnya tinggal jejak yang perlahan mengering karena tak ada lagi air yang mengalirinya. Wilayah ini menjadi kaya akan bukit-bukit kapur yang menurut beberapa penelitian, semula merupakan karang-karang yang berada di bawah permukaan laut.
Kini, bekas aliran sungai yang populer lewat lagu keroncong berjudul Bengawan Solo ciptaan Gesang itu menjadi objek wisata menarik. Tak ketinggalan Pantai Sadeng yang menjadi muaranya, selain menjadi objek wisata juga menjadi salah satu pelabuhan perikanan besar di Yogyakarta. Keduanya menjadi jejak geologi yang berharga. Beberapa waktu lalu, sempat diadakan paket wisata menyusuri jalur Bengawan Solo Purba hingga muaranya.
Dalam perjalanan menuju Pantai Sadeng, beberapa ratus meter jalur aliran Bengawan Solo Purba bisa dinikmati pemandangannya. Jalur aliran itu bisa dilihat setelah sampai di dekat plang biru bertuliskan "Girisubo - Ibukota Kecamatan". Berhenti sejenak di pinggir jalan menuju pantai atau berjalan perlahan adalah cara paling tepat untuk menikmati pemandangan bekas aliran ini, sekaligus memberi kesempatan mengabadikannya dengan kamera.
Tampak dua buah perbukitan kapur yang tinggi memanjang mengapit sebuah dataran rendah yang semula adalah jalur aliran. Dataran rendah yang kini menjadi lahan berladang palawija penduduk setempat itu berkelok indah, memanjang sejauh 7 kilometer ke arah utara, hingga wilayah Pracimantoro di Kabupaten Wonogiri. Kelokannya membuat mata tergoda untuk menyusurinya ke utara hingga ke tempat pembalikan aliran sungainya.
Jalur aliran juga bisa disusuri ke arah selatan hingga bekas muaranya di Pantai Sadeng. Menurut penuturan salah seorang nelayan, muara Bengawan Solo Purba berada di pantai sebelah timur, wilayah yang kini termasuk areal pelabuhan perikanan. Meski demikian, penyusuran ke selatan tak akan seindah ke utara, sebab jalan yang menuju ke Pantai Sadeng tidak searah dengan jalur aliran sungai terbesar di Jawa itu.
Bila telah sampai ke pantainya, maka pemandangan berbeda akan dijumpai. Wilayah pantai juga telah mengalami perubahan, seperti jalur aliran yang kini menjadi ladang-ladang penduduk. Pantai Sadeng kini menjadi pelabuhan perikanan di Yogyakarta yang paling maju, terbukti dengan kelengkapan sarana pendukungnya, seperti perahu motor yang berukuran lebih besar, terminal pengisian bahan bakar, rumah pondokan nelayan hingga tempat pelelangan ikan dan koperasi.
Berkembangnya Sadeng sebagai pelabuhan ikan pun punya cerita tersendiri. Sekitar tahun 1983, serombongan nelayan ikan dari Gombong, Jawa Tengah datang ke tempat ini. Mereka menganggap Sadeng sangat berpotensi sebagai tempat melaut. Tantangannya cukup berat, bukan hanya karena ombak laut selatan yang besar, tetapi juga kepercayaan penduduk setempat yang tak memperbolehkan melaut dan wilayah pantai yang konon wingit.
Namun, salah satu nelayan bernama Pairo yang ditemui YogYES, mengungkapkan bahwa nelayan Gombong saat itu berkeyakinan, "Sopo Wae mlebu Sadeng Sedeng". Berarti, siapa saja berani tinggal di Sadeng akan diberi kekuatan untuk hidup. Akhirnya, bertahanlah serombongan nelayan dari Gombong itu, sedikit demi sedikit hingga hasil tangkapan ikan pun terus meningkat dan mereka mampu bertahan hidup.
Kemajuan pun terus dicapai. Tahun 1986, didirikan tempat pelelangan ikan dan dibangun pelabuhan yang dilengkapi mercusuar untuk mendukung aktivitas perikanan. Sekitar tahun 1989, berdiri sebuah koperasi untuk membantu para nelayan. Hingga akhirnya pada tahun 1995, berdiri kantor yang mengurus hasil tangkapan ikan sekaligus pondokan serupa rumah petak yang dikontrakkan untuk para nelayan.
Berkeliling ke penjuru pantai adalah cara untuk menikmati kemajuan perikanan di Sadeng. Akan tampak sekelompok nelayan yang membersihkan perahu, mengangkut ikan dari perahu ke tempat pelelangan, menggiling es batu untuk dimasukkan dalam kotak ikan sebelum didistribusikan, hingga ibu-ibu nelayan yang mengasuh anak-anak di pondokan. Seluruh warga pantai seolah sibuk dengan aktivitas perikanannya.
Selain itu, bisa juga menyusuri bibir pantai di sebelah timur dan menuju gundukan pasir yang berada di dekat mercusuar. Pemandangan laut lepas akan tampak jelas, beserta deburan ombaknya yang besar. Tak seperti pantai di Gunung Kidul umumnya, Sadeng tak banyak memiliki karang-karang raksasa sehingga pandangan mata tak akan terhalang. Kadang, bisa juga disaksikan perahu nelayan yang tengah melaut.
Mengunjungi Sadeng bagaikan menyaksikan sebuah proses evolusi. Selama perjalanan, bisa dikenang evolusi dataran rendah jalur aliran Bengawan Solo Purba dari tempat mengalirnya air hingga menjadi ladang palawija yang produktif. Sementara, mengunjungi pantainya seolah mengenang pantai yang semula muara sungai menjadi daerah sepi dan akhirnya berkembang menjadi pelabuhan perikanan terbesar di Yogyakarta.

PANTAI DI PACITAN

22 Maret 2011


Jika pergi ke Kabupaten Pacitan Jawa Timur, sempatkan untuk mampir ke Pantai Srau. Pantai Srau adalah salah satu dari banyak pantai yang ada di Pacitan yang memiliki keindahan paronama yang luar biasa. Pantai Srau terletak di Dusun Srau, Desa Candi, Kecamatan Pringkuku  Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Tepatnya 25 KM di sebelah barat dari Kota Pacitan. Perjalanan ditempuh setengah jam dari pusat kota Pacitan.
Jalan menuju pantai Srau cukup berkelok-kelok dan hanya melewati ruas jalan yang kecil dan desa desa yang kebanyak masih berumah gebyok (dari kayu) meskipun sudah ada beberapa rumah yang terbuat dari tembok. Desa-desa menuju pantai ini masih tergolong desa yang kurang pembangunannnya, khususnya pembangunan dalam berkesadaran sanitasi. Terbukti di kanan kiri jalan desa masih terdapat himbauan berupa papan yang isinya seruan bagi warga untuk buang air besar di jamban. Selain itu masih banyak sisi jalan desa yang masih berlobang.  Bagi orang yang tidak kuat untuk menempuh jalan berkelok siapkan kertas kresek untuk menampung makanan dari perut yang dimungkinkan untuk dimuntahkan.  Namun apa yang ditempuh selama diperjalanan sebanding dengan keelokan panorama  Pantai Srau yang menawan.
Sesudahnya kita akan menemukan pos tiket masuk kepantai, harga tiket masuk RP. 5000 per orang. Pertama kali masuk kita disambut oleh deburan ombak yang besar disertai dengan bukit karang yang mencuat di tengah pantai yang sangat alami. Itu adalah pantai bagian pertama. Pantai Srau sendiri terbagi menjadi 3 bagian pantai yang dikeliling bukit karang.
Bagian pertama, adalah pantai yang letaknya tidak jauh dari pos tiket. Ombaknya besar dan warna laut masih biru laut serta pasir putih yang bersih. Di tengah laut menonjol beberapa bukit karang yang terlihat hidup ketika diterpa ombak yang besar.
Bagian kedua, terletak kurang lebih 100 meter dari pantai pertama. Pemisahnya adalah bukit karang yang ditumbuhi ilalang.
Panorama pantai kedua hampir sama dengan pantai pertama. Bagian ketiga,  yang paling bagus dan paling favorit. Pantai sangat bersih, biru dengan ombak yang besar, di bibir pantai dihiasi beberapa pohon kelapa yang tumbuh liar. Ditambah lagi terdapat semacam anjungan dari bukit yang membuat kita leluasa melihat laut dari atas sehingga laut tampak seperti telaga.  Untuk menikmati pemandangan tersebut, kita harus naik ke bukit dahulu. Setelah sampai di atas bukit barulah kita bisa melihat air laut yang begitu biru disertai dengan deburan kecil yang airnya mengumpul menyerupai telaga.  Kita bisa berlarian di bukit tersebut yang juga dihiasasi karang hitam. Angin sepoi ditambah pula kebiruan laut membuat suasana pantai semakin manakjubkan.
Ternyata di bukit itu juga ada beberapa nelayan yang tengah duduk manis sedang menangkap ikan, caranya dengan memancing dengan penggunakan alat yang masih tradisional dan menggunakan ikan teri sebagai umpan. Memang membutuhkan waktu lama dalam proses penangkapan ikan namun tidak menyurutkan niat nelayan setempat untuk tetap disana sampai mendapatkan hasil. Nelayan di Dusun Srau memang terkenal ulet.
Secara keseluruhan pantai Srau sangat komplit menyajikan keindahan alam dan membuat kita berdecak kagum mulai dari ombak yang besar, laut yang sangat biru, angin sepoi, bukit yang menyerupai semenanjung, karang hitam yang eksotis, dan laut yang membentuk telaga. Pemandangan yang menakjubkan layaknya surga dunia yang bisa kita temui di Indonesia. Untuk melihat langsung silakan datang Pacitan dan selamat menikmati 

BUKIT BINTANG PATUK GUNUNG KIDUL

Tempat yang sangat indah di sekitar Jl. Jogja- Wonosari tepatnya di Hargodumilah, Patuk, Gunungkidul dikenal dengan nama Bukit Bintang ada juga yang menyebutnya dengan BB. Tempat ini disebut dengan Bukit Bintang karena pada waktu malam hari kita bisa menyaksikan gemerlapnya lampu di kota Jogja yang menyerupai bintang. Indahnya pemandangan di Bukit Bintang ini membuat banyak orang terpesona. Dari Bukit Bintang kita bisa melihat indahnya Kota jogja.

Akhir-akhir ini banyak pengunjung yang datang di Bukit Bintang, apalagi pada malam Minggu. di Bukit Bintang ini juga tersedia tempat penginapan dan restoran. Sebagian besar warga luar daerah yang berkunjung ke Gunungkidul pasti berhenti sejenak di Bukit Bintang untuk menyaksikan indahnya Kota jogja dilihat dari bukit ini. Bagi anda yang belum pernah ke Bukit Bintang silahkan berkunjung ke Bukit Bintang.

Jalan menuju bukit ini sangant mudah, apabila anda dari Jogjakarta langsung saja menuju jalan Jogja-Wonosari, Setelah sampai Pasar Piyungan terus saja nanti ada tanjakan yang menikung, lalu di sebelah kiri jalan anda bisa menemukan Tempat yang sangat indah yang disebut Bukit Bintang. AYO KE BUKIT BINTANG!!!

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme